Apakah maksud mengadu domba dan keburukannya? Artikel ini akan membincangkan maksud mengadu domba, hadis yang berkaitan, keburukan dan kisah yang berkaitan.
Maksud
Mengadu domba ini adalah suatu perlakuan yang tercela atau kata lain dalam Bahasa arab disebut sebagai mazmumah. Didalam Bahasa arab perkataan adu domba ini dikenal sebagai Qattat atau disebut juga dengan Namimah. Bagaimanakah perbuatan adu domba ini terjadi? Terdapat orang ke-3 yang mengadu atau memperlagakan dan membuat perselisihan antara orang pertama dan orang ke-2 yang sebelumnya akur tanpa ada pertikaian dengan cara menghasut setiap dari mereka.
Dalil dan Hadis berkaitan Mengadu domba
Di dalam surah Al-Qalam ayat 10 sampai 11, Allah SWT telah memberi peringatan kepada orang yang beriman untuk hati-hati dengan orang yang suka bersumpah serapah dan suka menghina orang lain kerana mereka adalah orang yang berhati busuk dan mempunya risiko tinggi untuk menyebarkan fitnah.
وَلَا تُطِعْ كُلَّ حَلَّافٍ مَّهِيْنٍۙ
10. “Dan janganlah engkau patuhi setiap orang yang suka bersumpah dan suka menghina,”
هَمَّازٍ مَّشَّاۤءٍۢ بِنَمِيْمٍۙ
11. “suka mencela, yang kian ke mari menyebarkan fitnah,”
Telah diriwayatkan di dalam sebuah hadis oleh Imam Ahmad Bin Hanbal bahawasanya Rasulullah SAW pernah bersabda,
“Maukah kamu aku beritahukan kepada kalian tentang orang yang paling buruk perilakunya di antara kalian? Yaitu, orang yang berjalan di atas muka bumi seraya menghasut, yang merusak di antara hubungan orang-orang yang sebelumnya saling mencintai, dan hanya ingin membuka aib-aib orang yang tidak bersalah.”
Di hadis di atas ini Rasulullah SAW memberitahukan kepada umatnya bahwa namimah atau adu domba ini merupakan sebuah perilaku yang sangat buruk dan bagaiamana ciri-ciri mereka yang melakukan adu domba ini serta kejahatan yang akan mereka lakukan kepada orang-orang sekitarnya.
Terdapat juga dalam hadis yang telah diriwayatkan oleh imam Al Bukhari yang mengatakan bahwa, “Tidak akan masuk surga bagi Al Qattat (tukang adu domba).”
Al Qattat adalah orang yang mencuri dengar suatu perbualan, lalu orang tersebut membawa perbualan itu kepadaorang lain dengan niat untuk mengadu domba.
Lihatlah betapa beratnya dosa bagi orang yang melakukan namimah ini sehingga mereka dikatakan tidak akan masuk syurga oleh baginda Rasulullah SAW. Tidak masuk syurga disini bukan bermaksud orang tersebut akan kekal didalamnya, akan tetapi dia tidak akan boleh masuk ke syurga dahulu sebelum diseksa di api neraka.
Apakah Akibat dan Keburukan yang akan terjadi?
Banyak sekali perkara buruk yang akan terjadi pada kehidupan sosial manusia seandainya perbuatan mengadu domba ini tak dihentikan. Manusia akan terus hidup dalam penuh kecurigaan dan berprasangka buruk antara sesama mereka sehingga tidak ada lagi yang boleh dipercaya dan akan hancurnya ketenteraman sosial dalam kehidupan bermasyarakat .
Jatuhnya nama baik dan martabat seseorang sehingga ia dipandang hina di mata manusia dan menyebabkan meningkatnya jumlah orang-orang yang memiliki masalah kesihatan mental dalam masyarakat disebabkan rasa stress yang berterusan dan boleh mencapai ke tahap mereka ingin membunuh diri. Rumah tangga yang sebelumnya penuh dengan kebahagaiaan dan kasih sayang juga akan hancur lebur disebabkan adu domba.
Pada zaman yang serba modern seperti sekarang ini dan semakin berkembang pesatnya media dalam menyalurkan informasi-informasi ke khalayak ramai, sangatlah mudah bagi orang-orang dalam melakukan perbuatan mengadu domba ini untuk kepentingan mereka sendiri sehingga membuat orang-orang saling berdebat dan berselisih pendapat yang disebabkan bermaraknya rasa dendam dan amarah. Untuk itu masyarakat islam perlu selalu diingatkan untuk tidak membuat cerita palsu yang boleh menyebabkan terjadinya adu domba.
Kisah Seorang Hamba yang Mengadu Domba Majikannya
Diceritakan bahwa pada zaman dahulu terdapat seorang laki-laki sedang berjalan jalan di sebuah pasar. Ketika sedang berjalan dia melihat seorang hamba yang dijual. Hamba tersebut tidak terdapat cacat sedikit pun namun hanya saja dia dikenali sebagai tukang adu domba.
Lelaki ini menganggap remeh akan perihal tersebut lalu membelinya sebaga hamba. Setelah beberapa hari tinggal bersama majikannya, hamba tersebut mendatangi istri majikannya lalu berkata “saya dengar majikan saya sekaligus suamimu hendak menikahi wanita baru dan sudah tidak lagi mencintaimu.
Jika kamu ingin dia kembali mencintaimu dan mengurung niat jahatnya itu, maka apabila dia tidur ambillah pisau dan cukurlah janggutnya.” Lalu istri kepada majikan ini pun berkata dalam hati, “Baiklah.” dan dia setuju untuk melakukan hal yang diperintahkan oleh hamba kepada suaminya itu. Selepas itu hamba yang tadi pun mendatangi majikannya lalu berkata, “wahai tuanku, sungguh saya mengetahui bahwa istri tuan ada kekasih baru dan dia hendak lepas dari anda wahai tuanku.
Saya juga telah mendengar bahwa dia akan menyembelih tuan dengan pisau di malam hari ketika tuang sedang tidur. Jika tuan tidak percaya kepada saya, malam ini tuan pura-pura tidur dan lihatlah bagaimana istri tuan akan mendekat sambil membawa pisau untuk menyembelih tuan.” Ternyata majikannya itu pun serta merta mempercayai hambanya itu.
Ketika malam menjelang, si suaminya pun pura-pura tidur mengikuti apa yang disuruh hambanya sebelumnya, ternyata betul apa yang dikatakan hambanya, si istri datang menghampiri suaminya sambil membawa pisau. Ketika si istri hendak mulai mencukur janggut suaminya, si suaminya itu pun serta merta merampas pisau lalu membunuh istrinya.
Setelah itu selepas khabar tersebut tersebar, keluarga si istrinya pun datang kerumah lalu membunuh suaminya itu dan terjadilah pertikaian antara kedua belah pihak. Berhasillah si hambanya itu membuat adu domba yang berakhir dengan pertumpahan darah.
Kesimpulan
Sejatinya manusia tidak akan pernah lepas dari salah dan silap, akan tetapi seorang muslim kita sangat mengutamakan akhlak yang terpuji seperti yang diajarkan oleh baginda Rasulullah SAW. Hendaklah bagi seorang mukmin itu menjaga hubungan dan perasaan orang mukmin lainnya.
Di akhir zaman ini fitnah banyak muncul dimana-mana, oleh sebab itu kita harus mengambil langkah berhati-hati dan memastikan kesahihan suatu informasi supaya tidak termakan fitnah dari orang lain. Wallahualam.